Syaikh Taqiyuddin:Kebangkitan Harus Dimulai Dari Aqidah, Bukan Dari Penerapan Syari’ah. Allahu Akbar!!!
==========================================================
Semata-mata penegakkan Syariah tanpa didasari oleh motivasi idelogis yang benar tidak akan menghasilkan kebangkitan yang haqiqi bagi umat manusia. Oleh karena itu, bagi mereka yang berusaha membangkitkan umat dengan kebangkitan yang benar, hendaknya tidak sekedar memperjuangkan tegaknya sistem Islam semata, namun yang lebih penting adalah mengembalikan landasan ideologi umat, yakni aqidah Islam, yang akan mendorong umat untuk menegakkan sistem Islam dengan kesadaran yang benar.
Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani –yang sering disangka ingin mendirikan khilafah tanpa fondasi yang kokoh- menyatakan dalam Nidzomul Islam:
“Sungguh suatu kedangkalan berfikir apabila kita ingin mengganti sistem peraturan kita dengan sistem lain. Adalah pemikiran bodoh jika kita menyangka bahwa umat ini dapat selamat apabila menerapkan sistem saja tanpa aqidah. Yang harus dilakukan oleh umat adalah memeluk aqidah dahulu, baru kemudian menerapkan sistem yang terpancar dari aqidah ini. Dalam kondisi yang demikian, memeluk aqidah dan menerapkan sistem akan menjadi penyelamat.” (hal. 56)
Sementara itu, di dalam Haditsush Shiyam halaman 6 dan 7, beliau menulis:
“meskipun pemerintahan itu dibangun di atas landasan peraturan Islam maupun hukum-hukum syara’, seperti yang dilakukan oleh sedikit negeri muslim seperti Yaman –sebelum Revolusi Salal- semuanya mengalami kemunduran, tidak mampu bangkit. Karena memang pemerintahannya hanya dibangun di atas peraturan tidak dibangun di atas suatu pemikiran. Meskipun pemerintahan tersebut dibangun di atas landasan peraturan Islam maupun hukum syara’, tetap tidak akan mampu bangkit. Yang mampu membangkitkannya hanyalah jika pemerintahan itu dibangun di atas landasan pemikiran Islam, yaitu Aqidah Islam. Negara yang dibangun di atas landasan laa ilaaha illaLlaah Muhammadur rasuluLlah, negara seperti itulah yang mampu bangkit.”
Lalu beliau menyatakan:
“Jadi, negara harus berdiri di atas landasan laa ilaaha illaLlaah Muhammadur rasuluLlah. Setelah itu barulah mengambil hukum-hukum syara’ dengan anggapab bahwa hal itu adalah perintah Allah, lalu diterapkan. Itu pun karena mentaati perintah dan larangan Allah, jadi bukan karena adanya kelayakkan, manfaat, atau ada maslahat, atau alasan-alasan lainnya. Semua itu harus dianggap sebagai sesuatu yang datang dan berasal dari wahyu Allah, dan diambil dari makna laa ilaaha illaLlaah Muhammadur rasuluLlah. Jika demikian halnya, maka kebangkitan dapat diraih.”
Beliau melanjutkan:
“Umat Islam saat ini, jika mereka menghendaki kebangkitan, maka mau tidak mau mereka harus menjadikan aqidah Islam sebagai asas yang menjadi arah kehidupan mereka. Kemudian menyelesaikan seluruh problematikan keseharian mereka dengan hukum-hukum yang terpancar dari aqidah tadi. Yaitu dengan hukum-hukum syara’ sebagai bagian dari perintah dan larangan Allah, bukan dengan anggapan lainnya. Jika ini dijalankan, maka kebangkitan pasti akan muncul. Bahkan kebangkitan yang shahih, bukan sekedar bangkit. Umat Islam pun akan mampu menggapai punca kegemilangannya lagi, meraih kembali kepemimpinan internasional untuk yang keduakalinya.” (selesai).
- See more at:
http://www.titokpriastomo.com/pemikiran-islam/syaikh-taqiyuddin-kebangkitan-harus-dimulai-dari-aqidah-bukan-dari-penerapan-syariah.html#sthash.3BqqG3nq.dpuf